Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)
Adalah Bang Dame identik dengan penutur kesadaran. Ia sering bernarasi tentang dimensi kesadaran manusia. Bagi Bang Dame manusia adalah makhluk esoterik dan eksoterik. Esoteris terkait kerohanian, spiritual, batiniah, tersembunyi. Eksoterik terkait yang nampak sebagaimana fisik manusia, terbuka terlihat.
Dalam dimensi esoterik manusia punya guru melalui kanal kesadaran. Guru itu versi Bang Dame adalah Allah, Tuhan yang maha mengajarkan. Bila guru kita adalah Allah maka segalanya akan berjalan dalam perjalanan terbaik. Allah adalah guru terbaik bagi umat manusia.
Gurunya para nabi adalah Allah. Maka entitas mereka dalam bimbingan Allah. Bagaimana kita? Gurunya siapa? Hanya manusia? Alam semesta? Bila hanya manusia dan alam semesta identik dicecap oleh akal pikiran manusia. Ada pencecap yang lebih baik.
Apa pencecap yang lebih baik itu? Tiada lain adalah kesadaran yang bisa mengendalikan pikiran dan perasaan. Kesadaran akan lebih mungkin bagi manusia “berguru” langsung pada Allah, Tuhan yang esa. Allah, guru yang rahman dan rahim tanpa batas.
Akal pikiran manusia memuliakan Bidadari dan sungai madu yang mengalir. Kesadaran manusia memuliakan Allah yang maha segala maha. Akal pikiran menyimpulkan Surga itu nanti, kelak dan akan. Kesadaran menyimpulkan Surga itu sekarang saat kita terus bersama Allah dan berguru kepadanya.
Akal pikiran menterjemahkan Surga secara geografis. Kesadaran menterjemahkan Surga secara psikologis spiritualis. Akal pikiran memimpikan Bidadari, sungai madu, buah buahan. Kesadaran memimpikan bertemu dengan_Nya, sebagai mana setiap hari dirasakan, disyukuri dan selalu malu kepada_Nya.
Kesadaran mendekati_Nya sebagai keindahan final. Akal pikir mendekati makhluk_Nya sebagai mimpi final. Kesadaran, terindah itu bertemu dan bersama dengan_Nya. Pikiran “menduakan_Nya” dengan memimpikan makhluk selain_Nya, yang dianggap sangat indah dan nikmat.
EN
ID
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!